Kepala Kecil Penyakit Apa
Sakit Kepala Akibat Penyakit Tertentu
Banyak penyakit ringan yang sering ditandai dengan sakit kepala, contohnya pilek, flu, atau infeksi sinus. Sakit kepala juga bisa menandai penyakit yang lebih serius, seperti pendarahan, infeksi, atau tumor. Biasanya, penyakit serius tidak hanya ditandai dengan sakit kepala, tetapi juga gejala-gejala lain yang lebih spesifik.
Sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit ringan umumnya terasa dibagian dahi, pipi atau alis, dan disertai dengan demam. Sedangkan sakit kepala yang mengindikasikan masalah medis yang lebih serius, dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
Jika kamu mengalami gejala sakit kepala di atas, sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab pastinya, ya. Jangan diabaikan begitu saja, karena bisa jadi sakit kepala yang kamu alami merupakan gejala penyakit serius yang memerlukan penanganan segera.
Baca juga: Sakit Kepala Berkepanjangan, Apakah Berbahaya?
Sering buang air kecil adalah kondisi di mana seseorang buang air kecil berkali-kali dan lebih sering dari biasanya selama periode 24 jam.Kondisi tersebut tentu menimbulkan rasa tak nyaman, dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Buang air kecil sendiri merupakan cara tubuh untuk membuang cairan limbah (urine).Walaupun bisa hilang seiring waktu, namun sering buang air kecil juga bisa berbahaya, karena dikaitkan dengan masalah kesehatan lain yang tidak normal.
Pusing Sudah Pasti Terkena Penyakit Tertentu?
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing, merasa pusing adalah keluhan umum di antara orang dewasa yang lebih tua. Meskipun biasanya tidak disebabkan oleh sesuatu yang mengancam jiwa, tetapi kamu tetap perlu berhati-hati.
Baca juga: Sering Pusing? Mungkin Terkena 5 Penyakit Ini
Jika kamu disergap rasa pusing, direkomendasikan untuk segera minum air putih atau jus jeruk, kemudian berbaring. Pusing identik dengan kondisi di mana kepala terasa nyeri. Nyatanya, seseorang bisa merasakan gejala yang beragam saat mengalami pusing:
Gejala pusing tersebut bisa terasa semakin parah bila melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan, berubah posisi dari duduk ke berdiri atau sebaliknya, ataupun menggerakkan kepala. Terkadang, pusing juga bisa muncul secara tiba-tiba dengan rasa sakit yang cukup parah, sehingga kamu harus langsung duduk atau berbaring. Gejala lainnya yang juga bisa menyertai pusing adalah mual atau muntah.
Bisa Jadi Penyakit Serius
Pada sebagian besar kasus, pusing bukan disebabkan oleh penyakit yang serius. Namun, kamu sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter bila pusing disertai oleh salah satu gejala berikut:
Penyebab pusing sering kali sulit diketahui karena gejalanya yang tidak terlalu jelas. Namun, penyebab pusing bisa diperkirakan dari berapa lama gejala pusing terjadi dan gejala lain yang menyertainya. Berikut beberapa faktor penyebab pusing:
Vertigo dikenal dengan gejala utamanya, yaitu sensasi berputar dan hilang keseimbangan. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kelainan dalam proses pengiriman sinyal saraf dari mata menuju ke otak, kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam.
Baca juga: Kepala Sering Pusing? Lakukan Cara Ini untuk Mengatasinya
Jadi, mata yang menentukan arah pergerakan tubuh akan mengirim sinyal ke otak melalui saraf indra dengan bantuan telinga bagian dalam yang mendeteksi pergerakan. Ketika sinyal dari telinga bagian dalam tidak selaras dengan sinyal yang diterima otak, maka terjadilah vertigo.
2. Masalah Sirkulasi Peredaran Darah
Bila kamu sering mengalami pusing dengan sensasi, seperti mau pingsan atau menjadi tidak seimbangan, maka bisa jadi kamu mengalami masalah di peredaran darah. Ketika jantung tidak memompa jumlah darah yang cukup ke otak, hal ini akan membuat kamu sering merasa pusing.
Penyebabnya bisa karena berbagai hal, seperti duduk atau berdiri terlalu cepat (hipotensi orthostatic), sirkulasi darah yang buruk akibat masalah jantung, seperti serangan jantung, gangguan ritme detak jantung, dan stroke ringan, serta perdarahan akut yang biasanya terjadi pada kasus kehamilan ektopik, yaitu perdarahan saluran cerna dan trauma.
3. Anemia Defisiensi Besi
Jenis anemia yang diakibatkan karena kekurangan zat besi ini bisa menyebabkan pengidapnya sering merasa pusing. Hal ini karena jumlah sel darah merah (hemoglobin) yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya, tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen yang memadai, sehingga tubuh menjadi lemas, pusing, hingga sesak napas.
Kepala sering pusing juga bisa menjadi pertanda dari gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson dan sklerosis ganda. Hal ini karena sistem saraf manusia mengontrol hampir semua fungsi tubuh, sehingga apabila saraf terganggu, maka bisa menyebabkan pengidapnya pusing dan kehilangan keseimbangan.
Hipoglikemia atau kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah bisa mengganggu fungsi tubuh, termasuk otak. Itulah mengapa seorang pengidap hipoglikemia biasanya akan merasa sering pusing.
Kalau informasi ini masih kurang menjawab pertanyaanmu, jangan sungkan untuk tanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Halodoc, Jakarta – Kebanyakan orang menganggap pusing adalah suatu penyakit. Perlu diketahui kalau pada suatu kondisi tertentu, justru pusing adalah gejala dari penyakit lain yang mendasarinya.
Penyebab pusing sulit ditentukan karena biasanya tiap orang mengalami sensasi yang berbeda-beda saat merasakan pusing. Biasanya pusing bukan pertanda dari suatu penyakit yang serius. Namun, tetap perlu memeriksakan diri ke dokter bila mengalami kondisi lain yang mengikuti, seperti mual apalagi pingsan. Simak informasi kesehatan seputar pusing di bawah ini.
Sakit Kepala karena Stres
Stres menjadi penyebab umum dari sakit kepala tegang dan migrain. Sakit kepala tegang ditandai dengan rasa sakit dalam intensitas ringan hingga sedang. Rasa sakitnya sendiri terjadi di bagian depan, atas, atau sisi kepala. Sakit kepala tegang umumnya muncul di sore atau malam, sehingga membuat pengidapnya kesulitan untuk beristirahat.
Sedangkan migrain ditandai dengan sakit kepala berdenyut di satu sisi kepala saja, yang disertai mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Stres juga dapat memicu jenis sakit kepala lainnya atau bahkan memperparah sakit kepala yang telah ada. Berikut ini beberapa langkah mengatasi sakit kepala karena stres:
Baca juga: Bolehkah Paracetamol Diminum Ibu Hamil saat Sakit Kepala?
Meski sakit kepala akibat stres cenderung cukup ringan, tetapi kamu tetap tidak boleh mengabaikannya. Ketika sakit kepala dibiarkan dan stres yang dialami tidak kunjung mereda, hal ini bisa mengembangkan penyakit tertentu. Jadi, pastikan untuk mengelola stres dengan baik dan segera mengatasi sakit kepala, meski terasa ringan. Jika sakit kepala tidak kunjung membaik, silahkan diskusikan hal tersebut dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.
Bisa Jadi Penyakit Serius
Pada sebagian besar kasus, pusing bukan disebabkan oleh penyakit yang serius. Namun, kamu sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter bila pusing disertai oleh salah satu gejala berikut:
Penyebab pusing sering kali sulit diketahui karena gejalanya yang tidak terlalu jelas. Namun, penyebab pusing bisa diperkirakan dari berapa lama gejala pusing terjadi dan gejala lain yang menyertainya. Berikut beberapa faktor penyebab pusing:
Vertigo dikenal dengan gejala utamanya, yaitu sensasi berputar dan hilang keseimbangan. Kondisi ini bisa terjadi karena adanya kelainan dalam proses pengiriman sinyal saraf dari mata menuju ke otak, kemudian diteruskan ke telinga bagian dalam.
Baca juga: Kepala Sering Pusing? Lakukan Cara Ini untuk Mengatasinya
Jadi, mata yang menentukan arah pergerakan tubuh akan mengirim sinyal ke otak melalui saraf indra dengan bantuan telinga bagian dalam yang mendeteksi pergerakan. Ketika sinyal dari telinga bagian dalam tidak selaras dengan sinyal yang diterima otak, maka terjadilah vertigo.
2. Masalah Sirkulasi Peredaran Darah
Bila kamu sering mengalami pusing dengan sensasi, seperti mau pingsan atau menjadi tidak seimbangan, maka bisa jadi kamu mengalami masalah di peredaran darah. Ketika jantung tidak memompa jumlah darah yang cukup ke otak, hal ini akan membuat kamu sering merasa pusing.
Penyebabnya bisa karena berbagai hal, seperti duduk atau berdiri terlalu cepat (hipotensi orthostatic), sirkulasi darah yang buruk akibat masalah jantung, seperti serangan jantung, gangguan ritme detak jantung, dan stroke ringan, serta perdarahan akut yang biasanya terjadi pada kasus kehamilan ektopik, yaitu perdarahan saluran cerna dan trauma.
3. Anemia Defisiensi Besi
Jenis anemia yang diakibatkan karena kekurangan zat besi ini bisa menyebabkan pengidapnya sering merasa pusing. Hal ini karena jumlah sel darah merah (hemoglobin) yang bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya, tubuh tidak bisa mendapatkan oksigen yang memadai, sehingga tubuh menjadi lemas, pusing, hingga sesak napas.
Kepala sering pusing juga bisa menjadi pertanda dari gangguan saraf, seperti penyakit Parkinson dan sklerosis ganda. Hal ini karena sistem saraf manusia mengontrol hampir semua fungsi tubuh, sehingga apabila saraf terganggu, maka bisa menyebabkan pengidapnya pusing dan kehilangan keseimbangan.
Hipoglikemia atau kondisi di mana kadar gula darah terlalu rendah bisa mengganggu fungsi tubuh, termasuk otak. Itulah mengapa seorang pengidap hipoglikemia biasanya akan merasa sering pusing.
Kalau informasi ini masih kurang menjawab pertanyaanmu, jangan sungkan untuk tanyakan langsung di Halodoc. Dokter yang ahli di bidangnya akan berusaha memberikan solusi terbaik untukmu. Caranya, cukup download aplikasi Halodoc lewat Google Play atau App Store. Melalui fitur Contact Doctor kamu bisa memilih mengobrol lewat Video/Voice Call atau Chat kapan dan di mana saja.
Halodoc, Jakarta – Kebanyakan orang menganggap pusing adalah suatu penyakit. Perlu diketahui kalau pada suatu kondisi tertentu, justru pusing adalah gejala dari penyakit lain yang mendasarinya.
Penyebab pusing sulit ditentukan karena biasanya tiap orang mengalami sensasi yang berbeda-beda saat merasakan pusing. Biasanya pusing bukan pertanda dari suatu penyakit yang serius. Namun, tetap perlu memeriksakan diri ke dokter bila mengalami kondisi lain yang mengikuti, seperti mual apalagi pingsan. Simak informasi kesehatan seputar pusing di bawah ini.
Pusing Sudah Pasti Terkena Penyakit Tertentu?
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Harvard Health Publishing, merasa pusing adalah keluhan umum di antara orang dewasa yang lebih tua. Meskipun biasanya tidak disebabkan oleh sesuatu yang mengancam jiwa, tetapi kamu tetap perlu berhati-hati.
Baca juga: Sering Pusing? Mungkin Terkena 5 Penyakit Ini
Jika kamu disergap rasa pusing, direkomendasikan untuk segera minum air putih atau jus jeruk, kemudian berbaring. Pusing identik dengan kondisi di mana kepala terasa nyeri. Nyatanya, seseorang bisa merasakan gejala yang beragam saat mengalami pusing:
Gejala pusing tersebut bisa terasa semakin parah bila melakukan aktivitas tertentu, seperti berjalan, berubah posisi dari duduk ke berdiri atau sebaliknya, ataupun menggerakkan kepala. Terkadang, pusing juga bisa muncul secara tiba-tiba dengan rasa sakit yang cukup parah, sehingga kamu harus langsung duduk atau berbaring. Gejala lainnya yang juga bisa menyertai pusing adalah mual atau muntah.
Sakit Kepala karena Stres
Stres menjadi penyebab umum dari sakit kepala tegang dan migrain. Sakit kepala tegang ditandai dengan rasa sakit dalam intensitas ringan hingga sedang. Rasa sakitnya sendiri terjadi di bagian depan, atas, atau sisi kepala. Sakit kepala tegang umumnya muncul di sore atau malam, sehingga membuat pengidapnya kesulitan untuk beristirahat.
Sedangkan migrain ditandai dengan sakit kepala berdenyut di satu sisi kepala saja, yang disertai mual, muntah, dan sensitif terhadap cahaya atau suara. Stres juga dapat memicu jenis sakit kepala lainnya atau bahkan memperparah sakit kepala yang telah ada. Berikut ini beberapa langkah mengatasi sakit kepala karena stres:
Baca juga: Bolehkah Paracetamol Diminum Ibu Hamil saat Sakit Kepala?
Meski sakit kepala akibat stres cenderung cukup ringan, tetapi kamu tetap tidak boleh mengabaikannya. Ketika sakit kepala dibiarkan dan stres yang dialami tidak kunjung mereda, hal ini bisa mengembangkan penyakit tertentu. Jadi, pastikan untuk mengelola stres dengan baik dan segera mengatasi sakit kepala, meski terasa ringan. Jika sakit kepala tidak kunjung membaik, silahkan diskusikan hal tersebut dengan dokter di aplikasi Halodoc, ya.
Halodoc, Jakarta - Sakit kepala merupakan penyakit yang pasti pernah dialami oleh siapa saja. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai kondisi, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit-penyakit serius. Bukan hanya disebabkan karena penyakit, sakit kepala juga bisa dipicu oleh tekanan hidup. Namun, gejala sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit biasanya berbeda dengan sakit kepala akibat kondisi stres.
Lantas, seperti apa perbedaan sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit dengan stres? Bagaimana cara membedakannya? Ini ulasan selengkapnya.
Baca juga: Yang Harus Ibu Tahu Saat Anak Mengeluh Sakit Kepala
Sakit Kepala Akibat Penyakit Tertentu
Banyak penyakit ringan yang sering ditandai dengan sakit kepala, contohnya pilek, flu, atau infeksi sinus. Sakit kepala juga bisa menandai penyakit yang lebih serius, seperti pendarahan, infeksi, atau tumor. Biasanya, penyakit serius tidak hanya ditandai dengan sakit kepala, tetapi juga gejala-gejala lain yang lebih spesifik.
Sakit kepala yang disebabkan oleh penyakit ringan umumnya terasa dibagian dahi, pipi atau alis, dan disertai dengan demam. Sedangkan sakit kepala yang mengindikasikan masalah medis yang lebih serius, dapat ditandai dengan gejala-gejala berikut ini:
Jika kamu mengalami gejala sakit kepala di atas, sebaiknya segera periksakan ke rumah sakit terdekat untuk mengetahui penyebab pastinya, ya. Jangan diabaikan begitu saja, karena bisa jadi sakit kepala yang kamu alami merupakan gejala penyakit serius yang memerlukan penanganan segera.
Baca juga: Sakit Kepala Berkepanjangan, Apakah Berbahaya?
Cara Mengatasi Buang Air Kecil Terus Menerus
Dilansir Medical News Today, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi sering buang air kecil.
Cara mengatasi sering buang air kecil adalah dengan latihan kegel. Latihan ini juga sering dilakukan wanita selama kehamilan.
Tujuan senam kegel adalah untuk memperkuat uretra dan otot panggul, dan untuk menopang kandung kemih. Lakukan senam kegel 10-29 per 3 kali sehari, dengan minimal selama 4-8 minggu untuk mendapatkan hasil terbaiknya.